
Gagal Jantung merupakan spektrum penyakit yang disebabkan jantung gagal berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh hingga terjadi kematian. Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Siti Elkana Nauli, Sp.JP, FIHA yang juga merupakan dokter spesialis jantung pembuluh darah di RSUD Kab. Tangerang, menyebutkan bahwa gagal jantung paling banyak menyerang usia produktif atau usia kerja. Di negara-negara Asia, gagal jantung paling banyak diderita pasien berusia 45 tahun ke atas. Tetapi di Amerika dan eropa, rata-rata usia yang mengalami gagal jantung adalah 65 tahun ke atas.

dr. Siti Elkana Nauli, Sp.JP, FIHA.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Adapun gejala gagal jantung yaitu mudah lelah, pingsan, dada berdebar, hingga mengalami pembengkakan pada perut, kaki dan wajah. Gejala ini diakibatkan oleh penumpukan cairan pada jantung sehingga terjadi pembengkakan jantung. Dokter Nauli juga mengimbau pada penderita gerd karena memiliki gejala yang mirip dengan gagal jantung. Hal yang membedakan pada umumnya, yaitu pasien gerd merasakan panas di dada bukan sesak seperti gejala gagal jantung. Kemudian pada area lambung, ketika ditekan pasien gerd akan merasa nyeri, sedangkan pasien gagal jantung ketika ditekan akan terasa keras tetapi tidak ada nyeri. Gejala gagal jantung umumnya terjadi pada waktu malam menjelang pagi, sedangkan gerd terjadi dalam waktu yang tak tentu.
Dokter Nauli menyebutkan bahwa pasien yang terdiagnosa gagal jantung memiliki jangka waktu hidup yang lebih pendek dari penderita kanker. Umumnya dalam lima tahun kemungkinan hidup hanya 50 persen, sedangkan penderita kanker bisa hidup hingga 10 tahun. Karena itu, deteksi dini penyakit gagal jantung sangatlah penting. Adapun Faktor utama penyakit gagal jantung diantaranya adalah hipertensi, diabetes, dan jantung koroner. Bagi penderita penyakit tersebut penting untuk dirujuk ke spesialis jantung dan pembuluh darah, mengingat penyakit tiga penyakit itu memiliki potensi tinggi untuk terkena penyakit gagal jantung.
Pemeriksaan Biomarker NT-pro-BNP merupakan salah satu metode untuk mendeteksi dan membedakan gagal jantung dengan penyakit lainnya. Pemeriksaan ini bukan hanya untuk pasien dengan faktor risiko gagal jantung, tetapi digunakan juga untuk mendeteksi kondisi orang yang berisiko gagal jantung tanpa gejala. “Biomarker dapat memprediksi kapan pasien dengan faktor risiko tersebut dapat jatuh pada gagal jantung, dan dapat mengetahui perawatan yang dilakukan sudah benar atau belum,” ujar dr. Nauli. Semakin cepat gagal jantung terdeteksi, semakin cepat perawatannya, kondisi pasien akan jauh lebih baik. Karena keterlambatan penanganan glgal jantung dapat berakibat fatal.